Pages

Blog Archive

Sunday, February 13, 2011

Ulangan Puisi

Waktu itu gua disuruh bawa puisi, terus di bikin parafrase,dkk.Gua udah bikin, ternyata ngga jadi ulangan. Nih :

Ulangan Harian Membaca Puisi
HAMPA
Karya : Chairil Anwar
kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

PARAFRASE
HAMPA
Karya : Chairil Anwar
kepada sri

(keadaan amat)Sepi di luar(sana). (keadaan)Sepi(itu) menekan (dan)mendesak.
Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana).(pohonan itu) Tak bergerak
Sampai ke puncak(nya). Sepi(itu) memagut(ku),
Tak satu kuasa(pun dapat) melepas(dan me)-renggut (nya dariku)
Segala (nya hanya)menanti. Menanti.(dan) Menanti.
(menanti dengan)Sepi.
(di)Tambah(lagi dengan keadaan) ini(,) menanti jadi mencekik (malah)
Memberat(kan)-mencekung(kan) punda (kku)
Sampai binasa segala(galanya). Belum apa-apa(bahkan)
Udara(pun sudah) bertuba. Setan (pun)bertempik(sorak)
Ini(,)(perasaan) sepi (ini)terus (saja)ada. Dan(aku masih tetap) menanti.

TANDA BACA
HAMPA
 Karya : Chairil Anwar
kepada sri

*Sepi di luar.* Sepi menekan mendesak.
*Lurus *kaku pohonan. *Tak bergerak
Sampai ke* puncak. Sepi memagut,
*Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi *mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
^             : tinggi
_             : rendah
italic       : pelan
bold       : cepat
*             : tekanan lembut
!              : tekanan keras
KATA-KATA SULIT
Bertempik dan Memagut

No comments:

Post a Comment